Kata pembelajaran merupakan terjemahan dari kata instruction. Istilah ini banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Berkembangnya istilah ini dipengaruhi oleh aliran psikologi kognitif-wholistik, yang menempatkan siswa sebagai subjek kegiatan. Perkembangan teknologi juga memiliki andil dalam mempengaruhi berkembangnya istilah pembelajaran, yaitu bahwa perkembangan teknologi diasumsikan dapat mempermudah siswa dalam mempelajari segala sesuatu lewat berbagai macam media, seperti media cetak, media audiovisual dan sebagainya. Dari sini paradigma peran guru menjadi berubah, dari sebagai sumber belajar ke perannya sebagai fasilitator dalam belajar mengajar.
Gagne (1992:3), menyatakan “instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”. Mengajar atau teaching adalah bagian dari pembelajaran. Peran guru di sini lebih ditekankan kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan dan dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Dalam hal ini Gagne lebih menekankan pada istilah pembelajaran dari pada mengajar , dengan alasan bahwa pembelajaran lebih memberikan dampak secara langsung bagi kegiatan belajar siswa. Pembelajaran mencakup kegiatan yang dapat dilakukan melalui media cetak, media gambar, program televisi dan lain sebagainya. Dengan demikian guru harus dapat memainkan peranannya dalam mengaransemen segala kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peran utama, karena itu setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian perbedaan mendasar antara mengajar dan pembelajaran, adalah mengajar menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi sedangkan pembelajaran guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, mengelola berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.
Namun demikian dalam pembelajaran, bukan berarti guru harus kehilangan perannya sebagai pengajar, karena pada dasarnya konsep mengajar juga bermakna membelajarkan siswa. Istilah pembelajaran tidak berarti peran guru semakin mengecil, sedangkan peran siswa membesar. Guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga siswa. Perbedaan yang telah dikemukakan, hanya menunjukkan pada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran. Istilah pembelajaran menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru, artinya tidak akan terjadi pembelajaran tanpa adanya perlakuan guru di sana. Yang membedakan dengan mengajar hanya perlakuannya saja.
Bruce Weil (1980) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran :
Pertama, Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa, melalui penyediaan pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Didasarkan pada teori Piaget, bahwa struktur kognitif akan tumbuh manakala siswa memiliki pengalaman belajar. karena itu proses pembelajaran menuntut siswa secara penuh untuk mencari dan menenmukan sendiri.
Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari antara lain pengetahuan fisis, sosial, dan logika yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda dalam mempelajarinya. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian. Pengetahuan ini diperoleh melalui pengalaman indera secara langsung seperti memegang, mengangkat, mengukur dan sebagainya. melalui tindakan langsung tersebut anak membentuk struktur kognitif tentang objek. Pengetahuan Sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam sistem sosial atau hubungan antar manusia yang dapat memengaruhi interaksi sosial, seperti atutan, hukum, bahasa, dan lain sebagainya. Pengetahuan tersebut muncul dalam budaya masyarakat tertentu, sehingga dapat berbeda antara masyarakat satu dengan yang lain. pengetahuan ini tidak dapat dibentuk dari suatu tindakan terhadap suatu objek, melainkan dengan interaksi seseorang dengan orang lain. Wadsworth (1989) menyatakan bahwa ketika anak melakukan interaksi dengan temannya, maka kesempatan untuk membangun pengetahuan sosial dapat berkembang. Pengetahuan Logika berhubungan dengan berpikir matematis, yaitu pengetahuan yang dibentuk berdasarkan pengalaman dengan suatu objek dan kejadian tertentu. Pengetahuan ini didapat dari abstraksi berdasarkan koordinasi relasi atau penggunaan objek. Pengetahun logis hanya akan berkembang manakala anak berhubungan dan bertindak dengan suatu objek, meski objek yang dipelajarinya tidak memberikan informasi atau menciptakan pengetahuan matematis. Pengetahuan logis diciptakan dan dibentuk oleh pikiran individu itu sendiri, sedangkan objek yang dipelajarinya hanya bertindak sebagai media saja. Jneis-jenis pengatahuan itu memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa mestinya berbeda.
Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri. anak akan lebih efektif bila belajar melalui pergaulan dan hubungan sosial, karena melalui hubungan sosial tersebut anak berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman dan lain sebagainya, yang memungkinkan mereka berkembang secara wajar.
Gagne (1992:3), menyatakan “instruction is a set of event that effect learners in such a way that learning is facilitated”. Mengajar atau teaching adalah bagian dari pembelajaran. Peran guru di sini lebih ditekankan kepada bagaimana merancang berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk digunakan dan dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. Dalam hal ini Gagne lebih menekankan pada istilah pembelajaran dari pada mengajar , dengan alasan bahwa pembelajaran lebih memberikan dampak secara langsung bagi kegiatan belajar siswa. Pembelajaran mencakup kegiatan yang dapat dilakukan melalui media cetak, media gambar, program televisi dan lain sebagainya. Dengan demikian guru harus dapat memainkan peranannya dalam mengaransemen segala kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran siswa diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peran utama, karena itu setting proses belajar mengajar siswa dituntut beraktifitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran. Dengan demikian perbedaan mendasar antara mengajar dan pembelajaran, adalah mengajar menempatkan guru sebagai pemeran utama memberikan informasi sedangkan pembelajaran guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, mengelola berbagai sumber dan fasilitas untuk dipelajari siswa.
Namun demikian dalam pembelajaran, bukan berarti guru harus kehilangan perannya sebagai pengajar, karena pada dasarnya konsep mengajar juga bermakna membelajarkan siswa. Istilah pembelajaran tidak berarti peran guru semakin mengecil, sedangkan peran siswa membesar. Guru tetap harus berperan secara optimal, demikian juga siswa. Perbedaan yang telah dikemukakan, hanya menunjukkan pada perbedaan tugas-tugas atau perlakuan guru dan siswa terhadap materi dan proses pembelajaran. Istilah pembelajaran menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran sebagai akibat perlakuan guru, artinya tidak akan terjadi pembelajaran tanpa adanya perlakuan guru di sana. Yang membedakan dengan mengajar hanya perlakuannya saja.
Bruce Weil (1980) mengemukakan tiga prinsip penting dalam proses pembelajaran :
Pertama, Proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa, melalui penyediaan pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Didasarkan pada teori Piaget, bahwa struktur kognitif akan tumbuh manakala siswa memiliki pengalaman belajar. karena itu proses pembelajaran menuntut siswa secara penuh untuk mencari dan menenmukan sendiri.
Kedua, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari antara lain pengetahuan fisis, sosial, dan logika yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda dalam mempelajarinya. Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian. Pengetahuan ini diperoleh melalui pengalaman indera secara langsung seperti memegang, mengangkat, mengukur dan sebagainya. melalui tindakan langsung tersebut anak membentuk struktur kognitif tentang objek. Pengetahuan Sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam sistem sosial atau hubungan antar manusia yang dapat memengaruhi interaksi sosial, seperti atutan, hukum, bahasa, dan lain sebagainya. Pengetahuan tersebut muncul dalam budaya masyarakat tertentu, sehingga dapat berbeda antara masyarakat satu dengan yang lain. pengetahuan ini tidak dapat dibentuk dari suatu tindakan terhadap suatu objek, melainkan dengan interaksi seseorang dengan orang lain. Wadsworth (1989) menyatakan bahwa ketika anak melakukan interaksi dengan temannya, maka kesempatan untuk membangun pengetahuan sosial dapat berkembang. Pengetahuan Logika berhubungan dengan berpikir matematis, yaitu pengetahuan yang dibentuk berdasarkan pengalaman dengan suatu objek dan kejadian tertentu. Pengetahuan ini didapat dari abstraksi berdasarkan koordinasi relasi atau penggunaan objek. Pengetahun logis hanya akan berkembang manakala anak berhubungan dan bertindak dengan suatu objek, meski objek yang dipelajarinya tidak memberikan informasi atau menciptakan pengetahuan matematis. Pengetahuan logis diciptakan dan dibentuk oleh pikiran individu itu sendiri, sedangkan objek yang dipelajarinya hanya bertindak sebagai media saja. Jneis-jenis pengatahuan itu memiliki karakteristik tersendiri, oleh karena itu pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa mestinya berbeda.
Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri. anak akan lebih efektif bila belajar melalui pergaulan dan hubungan sosial, karena melalui hubungan sosial tersebut anak berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman dan lain sebagainya, yang memungkinkan mereka berkembang secara wajar.
0 komentar:
Post a Comment