Tuesday, 27 December 2011

Prinsip Pengembangan Kurikulum

PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan . Di dalamnya tidak hanya mengandung rumusan tujuan yang harus dicapai, tetapi juga pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap anak didik. Begitu pentingnya fungsi dan peran kurikulum dalam menentukan keberhasilan pendidikan, karena itu kurikulum harus dikembangkan dengan fondasi yang kuat.
Agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, perlu memerhatikan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut :
1. Prinsip Relevansi
Prinsip ini mengandung maksud bahwa kurikulum harus mencakup di dalamnya pengalaman-pengalaman belajar yang relevan dengan kehidupan masyarakat. Hal ini didasarkan bahwa kurikulum merupakan rel bagi pendidikan untuk membawa siswa agar dapat hidup dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.
Relevansi yang dituntut dari kurikulum ada dua macam, yaitu relevansi internal dan relevansi eksternal. Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponen di dalamnya, yaitu keserasian antara tujuan yang harus dicapai, isi, materi, atau pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal menunjukkan keutuhan suatu kurikulum.
Kedua, adalah relevansi eksternal merupakan keserasian kurikulum dengan mencakup komponen tujuan, isi, dan proses belajar siswa dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Relevansi eksternal meliputi tiga relevansi :
a. Relevan dengan lingkungan hidup anak didik, yaitu bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contoh : untuk anak-anak di lingkungan dikenalkan dengan cara hidup di kota, tata nilai yang berkembang di kota, serta cara mempertahankan hidup di kota, sedangkan anak-anak di pegunungan dikenalkan dengan lingkungan gunung, cara mempertahankan kelestarian daerah pegunungan, cara hidup di pegunungan, tanaman yang sesuai, dengan kontur tanah dan sebagainya.
b. Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun yang akan dating, yaitu bahwa isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Segala yang diajarkan kepada anak didik harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Hal ini telah dilakukan oleh banyak lembaga saat ini, terlepas didasari pengetahuan tentang kebutuhan relevansi ini atau tidak seperti pengenalan computer dan internet di sekolah, yang memungkinkan anak belajar mengakses informasi untuk kehidupannya di masa sekarang dan di masa akan dating, menghadapi era indormasi dan komunikasi berbasis internet.
c. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan, yaitu bahwa sekolah harus membekali siswa dengan mengajarkan hal-hal yang dapat memenuhi tuntutan dunia kerja. Karena itu pada saat ini kebijakan di Indonesia sedang dikembangkan Sekolah Menengah Kejuruan untuk memenuhi tuntutan di dunia kerja, meski kebijakan ini mungkin berubah sesuai dengan tuntutan dunia pekerjaan.
Untuk memenuhi prinsip relevansi, perlu dilakukan kajian pendahuluan dengan menggunakan berbagai metode dan pendekatan, sebelum menentukan isi dan model kurikulum yang akan digunakan. Kegiatan ini seperti survey kebutuhan dan tuntutan masyarakat, atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh setiap lembaga atau instansi.
2. Prinsip Fleksibilitas
Dalam kenyataan di dunia pendidikan, tentu seringkali harapan yang ada dalam kurikulum tidak sesuai dengan kenyataan yang dihadapi. Ketidaksesuaian dapat ditunjukkan oleh kemampuan guru yang tidak sesuai dengan yang diharapkan, latar belakang atau kemampuan siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana yang tidak memadai. Di sini kurikulum harus bersifat lentur, dalam arti harus dapat dilaksanakan sesua dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit diterapkan.
Prinsip ini mengandung dua sisi :
a. Fleksibel bagi guru, yaitu kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Fleksibel bagi siswa, yaitu kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat anak didik.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip ini mengandung maksud bahwa dalam pengembangan kurikulum perlu menjaga saling keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi perlu dipertimbangkan bahwa materi yang menjadi syarat untuk menguasai materi di tingkat yang lebih tinggi, telah dikuasai pada tingkat sebelumnya. Prinsip ini begitu penting untuk menjaga agar tidak terjadi pengulangan-pengulangan materi pelajaran yang menyebabkan program pengajaran menjadi tidak efektif dan efisien, lebih lagi juga untuk menunjang keberhasilan anak didik dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.
Untuk menjalankan prinsip ini , perlu ada kerjasama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, baik pengembang tingkat dasar maupun menengah, bahkan tingkat perguruan tinggi.
4. Prinsip Efektifitas
Prinsip ini berkaitan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Efektifitas dalam pengembangan kurikulum mencakup dua sisi :
a. Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Ini berhubungan dengan kebrhasilan guru dalammengimplementasikan program sesuai dengan rencana yang disusun.
b. Efektifitas kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Ini berhubungan dengan pencapain siswa terhadap tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu.
5. Prinsip Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakan efisien bila dengan sarana, tenaga, dan biaya yang minmal dapat memperoleh hasil yang maksimal. Sebagus apapun kurikulum, bila menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus bahkan mahal, maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sulit untuk dilaksanakan. Kurikulum harus disusun untuk dapat dapat digunakan dalam segala kondisi yang penuh keterbatasan, sesuai dengan kondisi lembaga pendidikan yang bersangkutan.

0 komentar:

Post a Comment