Tuesday, 20 March 2012

Implementasi Kurikulum Bagian 1

Implementasi kurikulum pada dasarnya adalah proses mengajar yang dilakukan guru dan proses belajar yang dilakukan siswa di dalam maupun di luar sekolah. Implementasi kurikulum merupakan langkah yang mutlak harus dilaksanakan karena tanpa implementasi kurikulum rencana yang telah disusun tidak akan bermakna. Pada bagian ini akan dibahas mengenai sistem pembelajaran atau sistem belajar mengajar sebagai pelaksanaan implementasi kurikulum.
A. Konsep Dasar Mengajar
1. Mengajar adalah Proses Menyampaikan Materi Pelajaran
Mengajar merupakan terjemahan dari “teach” berasal dari bahasa Inggris kuno, yaitu taecan, berarti to teach (mengajar). Kata ini berasal dari bahasa Jerman kuno (Old Teutenic) taikjan, berasal dari kata dasar teik, memiliki makna “memperlihatkan”. Kata tersebut ditemukan juga dalam bahasa Sansekerta “dic”. Kata “dic” ini dalam bahasa Jerman Kuno dikenal dengan “deik”. Kata “teach” berhubungan pula dengan kata “token” yang berarti tanda atau simbol. Kata “token” ini juga berasal dari bahasa Jerman kuno “taiknom”, yaitu pengetahuan dari taikjan. Dengan demikian token dan teach secara historis memiliki keterkaitan. Dilihat dari asal usul katanya berarti memperlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau simbol, penggunaan tanda atau symbol tersebut dimaksudkan untuk membangkitkan atau menumbuhkan respon mengenai kejadian, seseorang, observasi, penemuan, dan lain sebagainya. Selanjutnya definisi tersebut terus mengalami perkembangan.
Mengajar, secara deskriptif, diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau pengetahuan atau transfer ilmu dari guru kepada siswa. Namun transfer di sini tidak diartikan sebagai memindahkan, tetapi menyebarluaskan, dianalogkan dengan menyebarluaskan atau memindahkan api, sehingga transfer tersebut tidak menyebabkan ilmu guru berkurang justru akan semakin bertambah. Pengertian yang mungkin paling tepat adalah menanamkan ilmu pengetahuan, sebagaimana pendapat Smith (1987) bahwa mengajar adalah menanamkan ilmu pengetahuan atau keterampilan (teaching is importing knowledge or skill).
Sebagai proses menyampaikan atau menanamkan ilmu pengetahuan, mengajar memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Proses pengajaran berorientasi pada guru (teacher centered)
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru memegang peran yang sangat penting. Guru menjadi penentu segalanya, karena itu proses pengajaran biasanya hanya berlangsung ketika guru itu ada, tidak mungkin tanpa kehadiran guru. Di sini guru memiliki paling tidak tiga peranan, yaitu sebagai :
  • Perencana, guru sebelum proses pengajaran guru harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, seperti materi pelajaran, cara penyampaian dan sebagainya.
  • Penyampai informasi, dalam hal ini guru seringkali menggunakan metode ceramah sebagai metode utama. Guru biasanya sudah merasa mengajar bila sudah melakukan ceramah.
  • Evaluator, guru juga berperan dalam menentukan alat evaluasi keberhasilan belajar. Kriteria keberhasilan proses pengajaran diukur dari sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.
b. Siswa sebagai objek belajar
Konsep mengajar sebagai proses menyampaikan materi pelajaran, menempatkan peserta didik sebagai objek yang harus menguasai materi pelajaran. Siswa merupakan organisme pasif, yang belum memahami atas apa yang seharusnya mereka pahami, sehingga dituntut memahami segala sesuatu yang diberikan guru melalui pengajaran. Siswa berperan sebagai penerima informasi yang diberikan guru, Jenis informasi dan pengetahuan yang diberikan , terkadang tidak berpijak dari kebutuhan siswa, baik dari segi bakat maupun minat, tetapi bernagkat dari pandangan apa yang menurut guru dianggap baik dan bermanfaat. Sebagai objek belajar, kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan minat dan bakatnya, bahkan untuk belajar sesuai dengan gayanya sangat terbatas, karena segala sesuatu diatur dan ditentukan oleh guru.
c. Kegiatan pengajaran terjadi pada tempat dan waktu tertentu
Proses pengajaran dilangsungkan pada tempat tertentu, seperti di dalam kelas dengan penjadwalan yang ketat. Siswa belajar manakala ada kelas yang telah didesain sebagai tempat belajar, sehingga proses pengajaran sering terjadi sangat formal. Waktu juga diatur dengan ketat, melalui penjadwalan dengan menentukan alokasi waktunya. Cara mempelajarinya pun seperti bagian yang terpisah, seakan tidak ada kaitan antara materi satu dengan yang lain.
d. Tujuan utama pengajaran adalah penguasaan ilmu pengetahuan
Keberhasilan proses pengajaran diukur oleh sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran yang disampiakan guru. Materi pelajaran adalah pengetahuan yang bersumber dari mata pelajaran yang ditentukan sekolah, sedangkan mata pelajaran tersebut adalah pengalaman-pengalaman manusia masa lalu yang disusun secara sistematis dan logis yang kemudian diuraikan dalam buku-buku pelajaran dan selanjutnya isi tersebut yang harus dikuasai siswa. Terkadang siswa tidak perlu memahami kegunaan mempelajari materi tersebut. Oleh karena itu criteria keberhasilan ditentukan oleh penguasaan materi pelajaran, sehingga alat evaluasi yang digunakan biasanya adalah tes hasil belajar tertulis (paper and pencil test) yang dialksanakan secara periodik.

0 komentar:

Post a Comment